BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa di Indonesia dewasa
ini tidak hanya mencakup pembelajaran bahasa nasional dan bahasa lokal saja,
namun telah berkembang pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa
Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris sangat diperlukan mengingat masa sekarang
adalah masa globalisasi yang secara langsung dan tidak langsung penggunaan
bahasa Inggris dalam berkomunikasi semakin banyak dan populer, seiring dengan
berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka keterampilan bahasa Inggris
sangat diperlukan untuk menunjang berbagai kebutuhan berkomunikasi demi meningkatkan
kualitas dan kehandalan dunia pendidikan Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada empat keterampilan
yang harus dikuasai diantaranya, listening,
speaking, reading, dan writing. Membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang cenderung menjadi keutamaan. Hal ini disebabkan
karena keterampilan membaca merupakan keterampilan
penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang. Menurut Zuchdi dan Budiasih
(1996/1997:49) dikutip oleh Muslich, membaca merupakan salah satu jenis
kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan
membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu dan pengetahuan serta
pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan
memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam
pandangannya, dan memperluas wawasannya.
Dalam makalah
ini, penulis akan menjelaskan salah satu teknik yang dapat digunakan oleh para
pendidik dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, khususnya dalam mengajar
keterampilan membaca. Teknik yang penulis akan jelaskan dalam makalah ini adalah
Number Head Together technique (Teknik
NHT). Teknik ini merupakan salah satu
teknik untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu teks atau bacaan. Mengingat begitu pentingnya kegiatan membaca,
maka teknik ini diharapkan bisa membantu peserta didik mendapatkan suasana yang
baru dalam pembelajaran dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang selama ini
timbul. Pada makalah ini, teknik NHT diterapkan
pada jenjang SMA kelas X karena materi bahasa Inggris untuk keterampilan
membaca di kelas X diarahkan pada pencapaian siswa dalam kemampuan memahami
makna dalam wacana tertulis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah hakikat teknik NHT dan prosedur penerapannya dalam pembelajaran reading teks recount bagi siswa SMA
kelas X?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
1. Model
Pembelajaran Kooperatif
Robert
E. Slavin (2005: 8) mengemukakan bahwa, dalam model pembelajaran kooperatif
siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang yang heterogen
untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dengan struktur siswa
yang heterogen maka dibutuhkan sikap saling menghargai dan menghormati antaranggota,
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap tersebut harus
dimiliki oleh setiap anggota kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
Selanjutnya,
Anita Lie 2000 (Isjoni, 2009: 23), mengemukakan “pembelajaran kooperatif dengan
istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur”. Pembelajaran kooperatif akan berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Dari
beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen terdiri dari 4-6 orang, sehingga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dan belajar bertukar
pikiran mengenai tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
2.
Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Menurut
Ibrahim (2000:28) (dalam Hutasuhut, 2012) model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Numbered Heads Together (NHT)
atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Teknik Kepala Bernomor
Terstruktur, hal ini memudahkan pembagian tugas. Dengan teknik ini, siswa
belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan
rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Meskipun memiliki banyak persamaan
dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini member penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa.
Ibrahim
(dalam Nardi, 2011) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu:
a. Hasil
belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Pengakuan
adanya keragaman
Bertujuan
agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang.
c. Pengembangan
keterampilan sosial
Bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud
antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau
menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut
Ibrahim (2000:28) (dalam Siswanto dan Rechana, 2011), Numbered heads
Together (NHT) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan
sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya
menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya.
1. Kelompok Heterogen.
2. Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala
yang berbeda-beda.
3. Berpikir bersama (Heads Together).
Dalam
menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
mewakili kelompok tersebut.
3.
Pembelajaran
Bahasa Inggris SMA Kelas X
Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional
yang dipelajari oleh banyak orang
di seluruh
dunia. Di Indonesia, belajar bahasa
Inggris
dimulai sejak siswa
duduk di SD, SMP dan SMA hingga perguruan
tinggi. Sebagai
salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Indonesia, fungsi dan tujuan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris telah
digariskan dalam kurikulum. Dalam Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian
Berasaskan Kompetensi (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia 2006)
dijelaskan bahwa bahasa Inggris mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi.
Berdasarkan
materi pokok dari silabus pembelajaran bahasa Inggris siswa SMA kelas X dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa materi pokok yang diarahkan pada pencapaian
siswa dalam kemampuan memahami makna dalam wacana tertulis dalam bentuk recount,
narrative, dan descriptive. Dengan demikian, diantara empat
kemampuan bahasa Inggris (mendengar, bertutur, membaca dan menulis), kemampuan
membaca cenderung menjadi keutamaan. Dalam hal ini, penerapan teknik NHT sangat tepat untuk membantu siswa
dalam memahami jenis-jenis teks yang dipelajari tersebut.
4. Pengertian
Membaca
Membaca
merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan
bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi
timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar
yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang
tertuang dalam teks bacaan.
Menurut Zuchdi dan Budiasih
(1996/1997:49) dikutip oleh Muslich, membaca merupakan salah satu jenis
kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena denga
membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman
baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu
mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas
wawasannya.
Menurut Burkart (1998) dikutip oleh
Eka Putri (2013) menyatakan bahwa membaca adalah sebuah proses interaktif
antara pembaca dan teks. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah sebuah aktifitas atau proses dimana pembaca memperoleh pemahaman dari
ide-ide penulis yang diungkapkan melalui bahasa tertulis.
Vacca (1991:17) dikutip oleh Muslich
(2010) berpendapat bahwa membaca adalah proses aktif dari pikiran yang
dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dengan kata lain, dalam kegiatan
membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh
makna.
Berdasarkan penjelasan tentang
pengertian membaca di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
kegiatan seseorang memahami sebuah teks dan dari teks tersebut mempeorleh
informasi atau pemahaman-pemahaman baru.
5. Siswa SMA Kelas X
Masa remaja
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan
merupakan masa transisi (dari masa anak ke masa dewasa) yang diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Dilihat dari segi usia, siswa SMA kelas X
termasuk ke dalam fase atau masa remaja. Menurut Konopka, fase ini meliputi
remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22
tahun). Jika dilihat dari klasifikasi usia tersebut, maka siswa SMA kelas X
termasuk ke dalam kategori remaja awal dan madya.
Secara
psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi Julam masyarakat
dewasa. Suatu usia dimana anak tidak merasa berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Pada masa ini pula,
remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek fisik, intelektual,
emosi, sosial, dan kepribadian. Sebagai contoh, dalam perkembangan aspek
intelektual, remaja mulai berpikir operasional formal. Tahap tersebut
memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan
mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa
adanya.
B.
Langkah-Langkah
Pembahasan
Model NHT
merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas empat tahap yang
digunakan untuk mereviu fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk
mengatur interaksi siswa. Adapun langkah dalam pembelajaran NHT antara lain
yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab Ibrahim
(2000: 28) (dalam Siswanto dan Rechana, 2011):
a. Penomoran
Penomoran
adalah hal yang utama dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 4-5 orang dan memberi siswa nomor
sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor yang berbeda, sesuai dengan
siswa didalam kelompok.
b. Pengajuan
Pertanyaan
Langkah
berikutnya adalah mengajukan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa. Pertanyaan yang diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang
sedang dipelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi hingga
bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
c. Berpikir
Bersama
Setelah
mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk
menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga
semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
d. Pemberian
Jawaban
Langkah
terakhir guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok
yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh
kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab
pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok
tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain
yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
Berdasarkan
tahapan-tahapan, Sulistiyorini (2007) (dalam Winarti, 2012), membuat
langkah-langkah pembelajaran NHT (Numbered Heands Together) adalah:
a. Pendahuluan
Persiapan
Guru
melakukan apersepsi, guru mejelaskan tentang model pembelajaran NHT (Numbered
Heads Together), guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memberikan
motivasi.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan
pembelajaran model NHT (Numbered Heads Together)
Tahap pertama
1)
Penomoran: guru membagi siswa dalam 6 kolompok yang beranggota 4-5 orang dan
kepada setiap kelompok di beri nomor 1-5
2) Siswa bergabung dengan anggotanya masing-masing
Tahap kedua
Mengajukan
pertanyaan: guru meengajukan pertanyaan berupa tugas untuk mengerjakan soal-soal.
Tahap ketiga
Berpikir bersama: siswa berpikir bersama dan
menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan menyakinkan
tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Tahap keempat
1)
Menjawab: guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengajungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Kelompok
lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi
hasil kolompok tersebut.
2)
Guru mengambil hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan memberikan
semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik. Guru memberikan soal
latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pekerjaan mereka.
c. Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang
telah diajarkan, guru memberi tugas rumah, guru mengingatkan siswa untuk
mempelajari kembali materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
bahasa asing khususnya bahasa Inggris di Indonesia sangat diperlukan saat ini. Hal
ini didasarkan bahwa masa sekarang adalah masa globalisasi yang secara langsung
dan tidak langsung penggunaan bahasa Inggris dalam berkomunikasi semakin banyak
dan populer, seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka
keterampilan bahasa Inggris sangat tinggi untuk menunjang berbagai kebutuhan
berkomunikasi demi meningkatkan kualitas dan kehandalan dunia pendidikan
Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada
empat keterampilan yang harus dikuasai diantaranya, listening, speaking, reading,
dan writing. Membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang cenderung menjadi keutamaan. Hal ini
disebabkan karena keterampilan membaca merupakan keterampilan
penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang. Dengan membaca,
seseorang mampu memahami dan menggunakan informasi terkini.
Untuk
mengajarkan materi bahasa Inggris, khususnya dalam keterampilan membaca
diperlukan beberapa metode atau teknik yang disesuaikan dengan kondisi dan
situasi para siswa. Teknik NHT merupakan
salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran reading.
Teknik
NHT mempunyai tiga tujuan yang hendak
dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT)
yaitu: Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, agar
siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara
lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau
menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa melalui teknik NHT ini, siswa
dikelompokan oleh guru dan kelompok yang dibentuk merupakan kelompok yang
heterogen untuk kemudian dilakukan penomoran kepada setiap anggota kelompok.
B.
Saran
Beberapa saran yang
dapat disampaikan untuk para pembaca dan pengajar/pendidik khususnya yang
mengajar bahasa Inggris di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) bahwa dalam
penerapan teknik NHT dalam
pembelajaran reading perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa
terlebih dahulu, sehingga materi dan teknik yang akan diajarkan lebih mudah
dipahami dan diterima oleh siswa.
Penerapan teknik
NHT dalam pembelajaran bahasa Inggris
reading bagi siswa SMA kelas X, guru
hendaknya menggunakan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dengan
teknik ini menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Siswa SMA
cenderung lebih mudah memahami materi jika bekerja didalam kelompok.
No comments:
Post a Comment