Monday 11 January 2016

PROSEDUR PENERAPAN TEKNIK NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN READING BAGI SISWA SMA KELAS X

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa di Indonesia dewasa ini tidak hanya mencakup pembelajaran bahasa nasional dan bahasa lokal saja, namun telah berkembang pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris sangat diperlukan mengingat masa sekarang adalah masa globalisasi yang secara langsung dan tidak langsung penggunaan bahasa Inggris dalam berkomunikasi semakin banyak dan populer, seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka keterampilan bahasa Inggris sangat diperlukan untuk menunjang berbagai kebutuhan berkomunikasi demi meningkatkan kualitas dan kehandalan dunia pendidikan Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada empat keterampilan yang harus dikuasai diantaranya, listening, speaking, reading, dan writing. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cenderung menjadi keutamaan. Hal ini disebabkan karena keterampilan membaca merupakan keterampilan penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang. Menurut Zuchdi dan Budiasih (1996/1997:49) dikutip oleh Muslich, membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan salah satu teknik yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, khususnya dalam mengajar keterampilan membaca. Teknik yang penulis akan jelaskan dalam makalah ini adalah Number Head Together technique (Teknik NHT). Teknik ini merupakan salah satu teknik untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu teks atau bacaan.  Mengingat begitu pentingnya kegiatan membaca, maka teknik ini diharapkan bisa membantu peserta didik mendapatkan suasana yang baru dalam pembelajaran dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang selama ini timbul. Pada makalah ini, teknik NHT diterapkan pada jenjang SMA kelas X karena materi bahasa Inggris untuk keterampilan membaca di kelas X diarahkan pada pencapaian siswa dalam kemampuan memahami makna dalam wacana tertulis.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah hakikat teknik NHT dan prosedur penerapannya dalam pembelajaran reading teks recount bagi siswa SMA kelas X?




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Landasan Teori
1.      Model Pembelajaran Kooperatif
Robert E. Slavin (2005: 8) mengemukakan bahwa, dalam model pembelajaran kooperatif siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang yang heterogen untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dengan struktur siswa yang heterogen maka dibutuhkan sikap saling menghargai dan menghormati antaranggota, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap tersebut harus dimiliki oleh setiap anggota kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Selanjutnya, Anita Lie 2000 (Isjoni, 2009: 23), mengemukakan “pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur”. Pembelajaran kooperatif akan berjalan jika sudah terbentuk suatu kelompok yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen terdiri dari 4-6 orang, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dan belajar bertukar pikiran mengenai tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
2.      Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Ibrahim (2000:28) (dalam Hutasuhut, 2012) model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Numbered Heads Together (NHT) atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Teknik Kepala Bernomor Terstruktur, hal ini memudahkan pembagian tugas. Dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini member penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Ibrahim (dalam Nardi, 2011) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu:
a.       Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b.      Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
c.       Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim (2000:28) (dalam Siswanto dan Rechana, 2011), Numbered heads Together (NHT) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya.
1. Kelompok Heterogen.
2. Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala yang berbeda-beda.
3. Berpikir bersama (Heads Together).
Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut.
3.      Pembelajaran Bahasa Inggris SMA Kelas X

                        Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang dipelajari oleh banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, belajar bahasa Inggris dimulai sejak siswa duduk di SD, SMP dan SMA hingga perguruan tinggi. Sebagai salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia, fungsi dan tujuan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris telah digariskan dalam kurikulum. Dalam Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berasaskan Kompetensi (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia 2006) dijelaskan bahwa bahasa Inggris mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi.
Berdasarkan materi pokok dari silabus pembelajaran bahasa Inggris siswa SMA kelas X dapat disimpulkan bahwa ada beberapa materi pokok yang diarahkan pada pencapaian siswa dalam kemampuan memahami makna dalam wacana tertulis dalam bentuk recount, narrative, dan descriptive. Dengan demikian, diantara empat kemampuan bahasa Inggris (mendengar, bertutur, membaca dan menulis), kemampuan membaca cenderung menjadi keutamaan. Dalam hal ini, penerapan teknik NHT sangat tepat untuk membantu siswa dalam memahami jenis-jenis teks yang dipelajari tersebut.
4.      Pengertian Membaca
            Membaca merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.
            Menurut Zuchdi dan Budiasih (1996/1997:49) dikutip oleh Muslich, membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena denga membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.
            Menurut Burkart (1998) dikutip oleh Eka Putri (2013) menyatakan bahwa membaca adalah sebuah proses interaktif antara pembaca dan teks. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah sebuah aktifitas atau proses dimana pembaca memperoleh pemahaman dari ide-ide penulis yang diungkapkan melalui bahasa tertulis.
            Vacca (1991:17) dikutip oleh Muslich (2010) berpendapat bahwa membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dengan kata lain, dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna.
            Berdasarkan penjelasan tentang pengertian membaca di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan seseorang memahami sebuah teks dan dari teks tersebut mempeorleh informasi atau pemahaman-pemahaman baru.
5.      Siswa SMA Kelas X

Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan merupakan masa transisi (dari masa anak ke masa dewasa) yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Dilihat dari segi usia, siswa SMA kelas X termasuk ke dalam fase atau masa remaja. Menurut Konopka, fase ini meliputi remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun). Jika dilihat dari klasifikasi usia tersebut, maka siswa SMA kelas X termasuk ke dalam kategori remaja awal dan madya.
Secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi Julam masyarakat dewasa. Suatu usia dimana anak tidak merasa berada di bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Pada masa ini pula, remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, dan kepribadian. Sebagai contoh, dalam perkembangan aspek intelektual, remaja mulai berpikir operasional formal. Tahap tersebut memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa adanya.

B.  Langkah-Langkah Pembahasan
Model NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereviu fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Adapun langkah dalam pembelajaran NHT antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab Ibrahim (2000: 28) (dalam Siswanto dan Rechana, 2011):

a.       Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 4-5 orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor yang berbeda, sesuai dengan siswa didalam kelompok.
b.      Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah mengajukan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang dipelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
c.       Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
d.      Pemberian Jawaban
Langkah terakhir guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
Berdasarkan tahapan-tahapan, Sulistiyorini (2007) (dalam Winarti, 2012), membuat langkah-langkah pembelajaran NHT (Numbered Heands Together) adalah:
a.       Pendahuluan
Persiapan
Guru melakukan apersepsi, guru mejelaskan tentang model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memberikan motivasi.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan pembelajaran model NHT (Numbered Heads Together)
Tahap pertama
1) Penomoran: guru membagi siswa dalam 6 kolompok yang beranggota 4-5 orang dan kepada setiap kelompok di beri nomor 1-5
2) Siswa bergabung dengan anggotanya masing-masing
Tahap kedua
Mengajukan pertanyaan: guru meengajukan pertanyaan berupa tugas untuk mengerjakan soal-soal.
Tahap ketiga
Berpikir bersama: siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan menyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Tahap keempat
1) Menjawab: guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengajungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi hasil kolompok tersebut.
2) Guru mengambil hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik. Guru memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pekerjaan mereka.
c. Penutup
   Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan, guru memberi tugas rumah, guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya







BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Inggris di Indonesia sangat diperlukan saat ini. Hal ini didasarkan bahwa masa sekarang adalah masa globalisasi yang secara langsung dan tidak langsung penggunaan bahasa Inggris dalam berkomunikasi semakin banyak dan populer, seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka keterampilan bahasa Inggris sangat tinggi untuk menunjang berbagai kebutuhan berkomunikasi demi meningkatkan kualitas dan kehandalan dunia pendidikan Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada empat keterampilan yang harus dikuasai diantaranya, listening, speaking, reading, dan writing. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cenderung menjadi keutamaan. Hal ini disebabkan karena keterampilan membaca merupakan keterampilan penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang. Dengan membaca, seseorang mampu memahami dan menggunakan informasi terkini.
Untuk mengajarkan materi bahasa Inggris, khususnya dalam keterampilan membaca diperlukan beberapa metode atau teknik yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi para siswa. Teknik NHT merupakan salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran reading.
Teknik NHT mempunyai tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu: Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa melalui teknik NHT ini, siswa dikelompokan oleh guru dan kelompok yang dibentuk merupakan kelompok yang heterogen untuk kemudian dilakukan penomoran kepada setiap anggota kelompok.
B.       Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk para pembaca dan pengajar/pendidik khususnya yang mengajar bahasa Inggris di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) bahwa dalam penerapan teknik NHT dalam pembelajaran reading  perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa terlebih dahulu, sehingga materi dan teknik yang akan diajarkan lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
Penerapan teknik NHT dalam pembelajaran bahasa Inggris reading bagi siswa SMA kelas X, guru hendaknya menggunakan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dengan teknik ini menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Siswa SMA cenderung lebih mudah memahami materi jika bekerja didalam kelompok.


No comments:

Post a Comment